MENGKHAWATIRKAN, ORANG-ORANG INI TERKENA KANKER PARU, LANTARAN HIDUP BERSAMA DENGAN PEROKOK

Kabar wafatnya Kepala Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho masih menyisakan tangi di hati keluarga dan beberapa masyarakat.


Sutopo yang terkenal ramah sempat berjuang melawan penyakit mematikan yaitu kanker paru.
Melihat perjuangan Sutopo Purwo Nugroho, kita menjadi teringat akan perjuangan yang sama dirasakan oleh istri Indro Warkop, Nita Octobijanthy.
Nita Octobijanthy meninggal dunia pada Selasa (9/10/2018) pukul 20:22 WIB setelah lama menderita kanker paru.

Baik Nita, istri Indro Warkop maupun Sutopo, Kepala Humas BNPB, keduanya mengaku tidak menjadi perokok aktif, namun mereka dekat dan hidup dengan para perokok.
Seperti yang kita ketahui, komedia Indro Warkop dulunya memiliki hobi merokok, bahkan dalam sehari bisa habis 5 bungkus rokok.

Indro sudah merokok sejak usianya baru menginjak 11 tahun.

Hal ini pun terjadi pada Sutopo, Kepala Humas BNPB yang menyatakan dalam sebuah video singkat yang viral beberapa waktu ini bahwa dirinya hidup bersama para perokok.

"Awalnya kita di kantor BNPB, dan sebagian besar karyawan yang ada di sana banyak yang merokok."
"Sebenarnya saya merasakan batuk-batuk, ada nyeri di tulang juga sudah cukup lama. Saya ke rumah sakit, ke dokter paru, disuruh rontgen, kemudian disuruh CT scan, dokter mengatakan sampeyan sakit kanker paru stadium 4," terangnya.

Sutopo pun kaget saat dirinya divonis mengalami kanker paru stadium 4.

"Ya tentu saya syok. Pertama saya kasih tahu, ya nangis semuanya. Karena semua tahulah kanker itu tidak ada obatnya.

"Saya bukan perokok, keluarga saya tidak ada yang merokok. Saya hidup sehat, ya ada kemungkinan salah satu penyebabnya adalah saya perokok pasif," tutur Kepala Humas BNPB itu.
Perokok pasif adalah risiko kesehatan yang serius bagi mereka yang merokok dan yang tidak merokok.

Perokok pasif, atau menghirup asap rokok dari perokok lain yang tinggal atau tinggal di tempat kerja, juga merupakan faktor risiko yang ditetapkan untuk pengembangan kanker paru-paru.

Melansir ari WebMD, penelitian telah menunjukkan bahwa bukan perokok yang tinggal dengan perokok memiliki peningkatan risiko 24% untuk mengembangkan kanker paru-paru jika dibandingkan dengan bukan perokok aktif.
Diperkirakan 3.000 kematian akibat kanker paru-paru terjadi setiap tahun di AS yang menimpa perokok pasif.

Menurut Department of Health & Human Services, State Government of Victoria, Australia, asap rokok di dalam ruangan cenderung menggantung di udara dan tidak keluar begitu saja.

Asap panas naik, tetapi asap rokok mendingin dengan cepat, yang menghentikan pendakian ke atas, ini karena asap lebih berat daripada udara, asap mulai turun.

Seseorang yang merokok berat di dalam ruangan menciptakan awan asap rendah yang tidak bisa dihembuskan oleh anggota rumah tangga lain selain bernapas.
Asap rokok mengandung sekitar 7.000 bahan kimia, terdiri dari partikel dan gas, lebih dari 70 di antaranya diketahui menyebabkan kanker.

Senyawa seperti amonia, belerang dan formaldehid mengiritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Senyawa ini sangat berbahaya bagi orang dengan kondisi pernapasan seperti bronkitis atau asma.

Tak hanya dapat mengalami kanker paru seperti istri Indro Warkop dan Sutopo, Kepala Humas BNPB, orang yang tidak pernah merokok yang hidup dengan orang yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit terkait rokok dan risiko kesehatan lainnya, termasuk:

1. Risiko penyakit jantung dan stroke
Ada bukti konsisten bahwa orang yang tidak merokok, yang tinggal di rumah tangga yang berasap, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan stroke daripada mereka yang tidak merokok.
Perokok pasif memiliki darah lebih lengket dan cenderung menggumpal, sehingga meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk serangan jantung dan stroke.

2. Antioksidan dalam tubuh rendah
Ada bukti bahwa merokok pasif dikaitkan dengan rendahnya tingkat vitamin antioksidan dalam darah, sehingga dapat memicu perkembangan penyakit dalam tubuh.

3. Mengacaukan aliran darah
Hanya 30 menit terpapar asap rokok dapat mempengaruhi bagaimana pembuluh darah mengatur aliran darah, ke tingkat yang sama dengan yang terlihat pada orang yang merokok.

4. Penyempitan pembuluh darah
Paparan jangka panjang terhadap perokok pasif dapat menyebabkan perkembangan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah).

5. Risiko kanker lainnya
Ada semakin banyak bukti bahwa merokok pasif dapat meningkatkan risiko kanker sinus hidung, kanker tenggorokan, kanker laring, kanker payudara, gejala pernapasan jangka panjang dan pendek, kehilangan fungsi paru-paru, dan penyakit paru obstruktif kronis di antara orang yang tidak merokok.
Sebaiknya baik perokok aktif lebih toleransi dengan para perokok pasif yang ada di sekitarnya, jangan sampai ada korban meninggal lagi dari orang yang tak pernah merokok, seperti istri Indro Warkop dan Sutopo Purwo Nugroho.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Sumber :health.grid.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel