Kisah Perjalanan Mualaf Dr Tirta, Sempat Ateis Hingga Peluk Islam Usai Dengar Azan 7 Hari Berturut-turut
Kamis, 04 Juni 2020
Edit
PANDEMI Covid-19 yang merebak di Indonesia, membuat sosok dr Tirta dikenal masyarakat luas karena kerap tampil di depan publik dan mengimbau masyarakat soal bahaya dan cara menanggulangi wabah virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.
Tak hanya sebagai dokter, pria yang punya gaya nyentrik ini juga merupakan pengusaha. Namun belum banyak orang yang tahu jika sosok yang bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini adalah seorang mualaf sejak 2011 silam.
Sebagai anak tunggal, tak mudah bagi dr Tirta menjalani kehidupan masa remaja hingga dewasanya di masa lalu. Ia bahkan sempat menjadi ateis. Hingga sebuah pengalaman spiritual menghampiri dirinya, perlahan menuntun dr Tirta hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
Waktu SD, sempat pergi ke masjid dan ke gereja secara bergantian
Sebelum menjadi seorang mualaf, dr Tirta sejatinya telah mengenal Islam karena sering pergi ke masjid. Uniknya, hal ini dibarengi dengan aktivitasnya di gereja. Bisa dibilang, ia mengunjungi kedua rumah ibadah tersebut untuk mengikuti kajian rohani. Mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan sekolah minggu di Gereja.
Kegiatan unik dan tak biasa ini dilakukannya saat masih usia sekolah dasar (SD). Kala itu, dr Tirta berpikir ia berpeluang besar untuk masuk surga karena rajin pergi ke masjid dan gereja. Meski terlihat lucu, dari sanalah ia mengerti tentang arti toleransi yang kelak mempengaruhi hidupnya di masa depan.
Mengalami mimpi aneh yang membuatnya berpikir keras
Pengalaman penuh makna terjadi saat dr Tirta tertidur pada jam 4 sore. Dalam mimpinya, ia melihat dirinya sendiri tengah terbang sangat tinggi sekali. Pada saat itulah, ia merasa dijaga oleh dua orang berbaju putih dan bercahaya dan kemudian mengarahkan dirinya ke sebuah rumah hijau. Ada keranda mayat berwarna hijau serta 9 orang di dalamnya.
“Di situ aku disuruh duduk dan tiba-tiba orang yang ada di dalam keranda itu bangkit, wajahnya bersinar banget. Dia tidak berkata apa-apa namun hanya menitipkan surat ke kantong meja dan menghilang,” cerita dr Tirta. yang membagikan kisahnya di YouTube Masjid Agung Al Azhar.
Pilih memeluk Islam setelah mendengar suara azan berturut-turut
Pada momen tersebut, salah seorang kiai yang ada di dalam rumah mengatakan pada dirinya bahwa bakal ada tugas besar yang menjadi tanggung jawabnya. Ia pun terbangun tak lama kemudian tepat saat waktu magrib. Mimpinya itu kemudian diceritakan pada sang ayah.
Kebetulan, sang ayah yang beragama Islam baru saja pulang dari ibadah umroh. Selama berada di Tanah Suci, ia terus berdoa agar sang anak agar diarahkan dan bisa mendapatkan yang terbaik. Terlebih, ia juga sering mendengar suara azan setiap jam 9 pagi dan jam 12 siang selama 7 hari berturut-turut. Dari sinilah dr Tirta kemudian memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Dikenal sebagai dokter sekaligus pengusaha yang sukses
Selain dikenal sebagai dokter, dr Tirta yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini juga dikenal sebagai pengusaha di bidang, jasa perawatan dan cuci sepatu premium yang bernama Shoes and Care. Tak sendiri, ia membesarkan usahanya tersebut bersama anak-anak yang kurang mampu.
Mereka yang bekerja bersama dengan dr Tirta, kebanyakan adalah anak jalanan, anak punk, mantan napi, dan anak putus sekolah. Berbekal ketekunan dan kepiawaiannya menjalankan bisnis, usahanya itu telah beranak pinak menjadi 19 cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. []
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
Sumber : Berbagai Sumber Media Online
Tak hanya sebagai dokter, pria yang punya gaya nyentrik ini juga merupakan pengusaha. Namun belum banyak orang yang tahu jika sosok yang bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini adalah seorang mualaf sejak 2011 silam.
Sebagai anak tunggal, tak mudah bagi dr Tirta menjalani kehidupan masa remaja hingga dewasanya di masa lalu. Ia bahkan sempat menjadi ateis. Hingga sebuah pengalaman spiritual menghampiri dirinya, perlahan menuntun dr Tirta hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
Waktu SD, sempat pergi ke masjid dan ke gereja secara bergantian
Sebelum menjadi seorang mualaf, dr Tirta sejatinya telah mengenal Islam karena sering pergi ke masjid. Uniknya, hal ini dibarengi dengan aktivitasnya di gereja. Bisa dibilang, ia mengunjungi kedua rumah ibadah tersebut untuk mengikuti kajian rohani. Mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan sekolah minggu di Gereja.
Kegiatan unik dan tak biasa ini dilakukannya saat masih usia sekolah dasar (SD). Kala itu, dr Tirta berpikir ia berpeluang besar untuk masuk surga karena rajin pergi ke masjid dan gereja. Meski terlihat lucu, dari sanalah ia mengerti tentang arti toleransi yang kelak mempengaruhi hidupnya di masa depan.
Mengalami mimpi aneh yang membuatnya berpikir keras
Pengalaman penuh makna terjadi saat dr Tirta tertidur pada jam 4 sore. Dalam mimpinya, ia melihat dirinya sendiri tengah terbang sangat tinggi sekali. Pada saat itulah, ia merasa dijaga oleh dua orang berbaju putih dan bercahaya dan kemudian mengarahkan dirinya ke sebuah rumah hijau. Ada keranda mayat berwarna hijau serta 9 orang di dalamnya.
“Di situ aku disuruh duduk dan tiba-tiba orang yang ada di dalam keranda itu bangkit, wajahnya bersinar banget. Dia tidak berkata apa-apa namun hanya menitipkan surat ke kantong meja dan menghilang,” cerita dr Tirta. yang membagikan kisahnya di YouTube Masjid Agung Al Azhar.
Pilih memeluk Islam setelah mendengar suara azan berturut-turut
Pada momen tersebut, salah seorang kiai yang ada di dalam rumah mengatakan pada dirinya bahwa bakal ada tugas besar yang menjadi tanggung jawabnya. Ia pun terbangun tak lama kemudian tepat saat waktu magrib. Mimpinya itu kemudian diceritakan pada sang ayah.
Kebetulan, sang ayah yang beragama Islam baru saja pulang dari ibadah umroh. Selama berada di Tanah Suci, ia terus berdoa agar sang anak agar diarahkan dan bisa mendapatkan yang terbaik. Terlebih, ia juga sering mendengar suara azan setiap jam 9 pagi dan jam 12 siang selama 7 hari berturut-turut. Dari sinilah dr Tirta kemudian memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Dikenal sebagai dokter sekaligus pengusaha yang sukses
Selain dikenal sebagai dokter, dr Tirta yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini juga dikenal sebagai pengusaha di bidang, jasa perawatan dan cuci sepatu premium yang bernama Shoes and Care. Tak sendiri, ia membesarkan usahanya tersebut bersama anak-anak yang kurang mampu.
Mereka yang bekerja bersama dengan dr Tirta, kebanyakan adalah anak jalanan, anak punk, mantan napi, dan anak putus sekolah. Berbekal ketekunan dan kepiawaiannya menjalankan bisnis, usahanya itu telah beranak pinak menjadi 19 cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. []
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
Sumber : Berbagai Sumber Media Online