Tak Kuat Disiksa di Kapal China, 2 ABK Indonesia Melompat ke Laut

Dua orang pekerja asal Indonesia mendapat penyiksaan saat melaut bersama kapal tangkap ikan Lu Qing Yuan Yu 213 asal negara China.

Akibat mengalami kondisi tersebut, keduanya memilih untuk melompat ke laut karena tidak tahan atas ‘penyiksaan’ yang dialami.

Mereka adalah Andri Juniansyah (30) asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Reynalfi (22) berasal dari Pematang Siantar, Sumatera Utara.


Keduanya ditemukan mengapung di sekitar Perairan STS Internasional, Kepulauan Riau, Sabtu (6/6) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari oleh nelayan yang melintas.

“Mereka ini ditemukan oleh nelayan, ini sudah mengapung sudah tujuh jam di laut di Perairan STS. Kita amankan jam tujuh tadi pagi dalam kondisi basah serta mengenakan pelampung, dan sudah lemas.

Setelah diamankan, keduanya menjalani pemeriksaan rapid tes. Dan hasilnya nonreaktif,” ujar Kapolres Karimun AKBP Muhammad Adenan usai menginterogasi keduanya di Mapolsek Tebing, Karimun, Sabtu (6/6).

Menurut pengakuan WNI tersebut, para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berada di atas kapal tersebut

kerap mendapat penyiksaan hingga tidak diizinkan untuk berkomunikasi bersama keluarga sejak 7 bulan lamanya.

“Kami kerap dianiaya disiksa, misalkan kerja lelet sedikit tendang. Ngomong kotor itu sudah sehari-hari,” ungkap salah seorang pekerja di kapal Cina tersebut.

ABK WNI ini mengungkapkan, jika dirinya disalurkan oleh seseorang yang mengaku berasal dari agen PT. Duta Grup asal, Jakarta,

dengan dijanjikan upah sebesar Rp 25 hingga Rp 40 juta setiap bulan untuk bekerja di pabrik tekstil dan baja di Korea.

“Saya dikenalin teman sama ada salah satu agen namanya Safruddin, dari situ saya tanyakan job untuk ke Korea. Dia sampaikan ada makanya saya tertarik,” katanya.

Alih-alih diberangkatkan menuju Korea, ia bersama 11 orang WNI lainnya malah ditempatkan di sebuah kapal Cina saat berada di Singapura.

“Kenyataannya saya di oper ke kapal Cina ini waktu di Singapura. Dijemput mobil dari situ melalui kapal kecil dan akhirnya tujuan ke kapal besar Cina,” jelasnya.

Dia menjelaskan, terdapat beberapa ABK di kapal tersebut di antaranya 4 orang WN Myanmar, 12 orang WN Indonesia dan 15 orang WN Cina.

“Di kapal itu ada 4 orang Myanmar, 12 orang kita (Indonesia) dan orang Cina banyak ada 15 orang,” kata dia.

Saat ini, kedua WNI tersebut tengah menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak kepolisian di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
Sumber : Berbagai Sumber Media Online (kumparan)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel