Warga Nganjuk Kembalikan Beras Bansos Tak Layak Konsumsi
Rabu, 03 Juni 2020
Edit
Sejumlah warga penerima bantuan sosial (bansos) di Desa Ketawang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mendatangi Kantor Kepala Desa setempat pada Selasa (2/6).
Mereka datang untuk mengembalikan sekarung beras bansos yang dinilai memiliki kualitas buruk.
Bansos diberikan Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa sekarung beras dengan berat 20 kilogram.
Warga penerima bansos menilai beras tersebut tidak layak dikonsumsi. Biji beras tidak utuh serta memiliki bau tak sedap.
“Beras warnanya buram dan kuning, beras bantuan dari Kabupaten, [harapannya] minta ditukar yang bagus,” ujar salah satu warga, Lilik, dikutip dari siaran CNN Indonesia TV, Rabu (3/6).
Sedikitnya terdapat 62 warga terdaftar sebagai penerima bansos dari Pemkab Nganjuk.
Mereka merupakan warga setempat yang dinilai paling terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
Merespons protes warga, Sekretaris Desa Ketawang Puguh Pujianto mengaku langsung melaporkan hal itu kepada Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk.
Pihaknya juga meredam keluhan warga dengan mengganti beras dengan kualitas lebih baik.
“Kurang lebih sekitar sembilan orang. Kami mengharapkan untuk biar untuk kedepannya harapan kita berasnya biar layak konsumsi,” kata Puguh.
Dilansir dari situs resmi Pemkab Nganjuk, Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat menyebut pihaknya telah menyiapkan jaring pengaman sosial (JPS)
yang dirancang Pemkab Nganjuk dalam membantu perekonomian warga terdampak pandemi Covid-19.
Bantuan tersebut digelontorkan dari dana APBD Kabupaten Nganjuk.
Setidaknya 22 ribu kepala keluarga dipastikan mendapatkan JPS dari Pemkab Nganjuk, sementara 41.141 warga Nganjuk terdaftar mendapatkan bansos dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Hingga akhir bulan lalu, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan penyaluran bansos di sejumlah daerah telah mencapai 80 persen meski diakui banyak kendala.
Masih ada peluang bagi masyarakat yang belum mendapatkan bansos untuk memperolehnya.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
Mereka datang untuk mengembalikan sekarung beras bansos yang dinilai memiliki kualitas buruk.
Bansos diberikan Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa sekarung beras dengan berat 20 kilogram.
Warga penerima bansos menilai beras tersebut tidak layak dikonsumsi. Biji beras tidak utuh serta memiliki bau tak sedap.
“Beras warnanya buram dan kuning, beras bantuan dari Kabupaten, [harapannya] minta ditukar yang bagus,” ujar salah satu warga, Lilik, dikutip dari siaran CNN Indonesia TV, Rabu (3/6).
Sedikitnya terdapat 62 warga terdaftar sebagai penerima bansos dari Pemkab Nganjuk.
Mereka merupakan warga setempat yang dinilai paling terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
Merespons protes warga, Sekretaris Desa Ketawang Puguh Pujianto mengaku langsung melaporkan hal itu kepada Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk.
Pihaknya juga meredam keluhan warga dengan mengganti beras dengan kualitas lebih baik.
“Kurang lebih sekitar sembilan orang. Kami mengharapkan untuk biar untuk kedepannya harapan kita berasnya biar layak konsumsi,” kata Puguh.
Dilansir dari situs resmi Pemkab Nganjuk, Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat menyebut pihaknya telah menyiapkan jaring pengaman sosial (JPS)
yang dirancang Pemkab Nganjuk dalam membantu perekonomian warga terdampak pandemi Covid-19.
Bantuan tersebut digelontorkan dari dana APBD Kabupaten Nganjuk.
Setidaknya 22 ribu kepala keluarga dipastikan mendapatkan JPS dari Pemkab Nganjuk, sementara 41.141 warga Nganjuk terdaftar mendapatkan bansos dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Hingga akhir bulan lalu, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan penyaluran bansos di sejumlah daerah telah mencapai 80 persen meski diakui banyak kendala.
Masih ada peluang bagi masyarakat yang belum mendapatkan bansos untuk memperolehnya.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
Sumber : Berbagai Sumber Media Online